Ada berbagai macam cara dan ragam kegiatan dalam menyambut hari kelahiran Sang juru selamat Yesus Kristus. Ada yang menyambut dan merayakan dengan hingar bingar dan meriah, namun ada juga yang merayakannya dengan sangat sederhana. Kami para bruder muda angkatan 2006 pun mencoba untuk memaknai Natal dengan cara yang lain.
Bermula dari obrolan ringan dalam suatu pertemuan kemudian timbul ide untuk merayakan Natal bersama di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramain kota. Kamipun lalu sepakat memilih Paroki Danan Giriwoyo untuk merayakan Natal bersama.
Pada hari Rabu, 24 Desember 2008 kami bertujuh (Br. Galih, Br. Vembri, Br. Juadi, Br. Darta, Br. Andre Djoko, Br. Roman Ndruru dan Br. Agus Parno) berkumpul di Komunitas Klaten untuk memulai perjalanan. Tepat pkl. 09.00 wib kami berangkat bersama-sama menuju Giriwoyo. Tepat pkl 12.00 wib tiba di komunitas Bruderan FIC Giriwoyo dengan selamat dan disambut oleh Br. Ignatius Wakidi dengan hangat dan ramah. Setelah istirahat sejenak lalu diajak untuk makan bersama. Kemudian sore hari mengenang masa-masa saat kami menjalani stage dengan mengunjungi para keluarga yang dipergunakan sebagai tempat tinggal pada saat menjalani stage. Kamipun disambut dengan ramah oleh para keluarga tersebut.
Pada malam harinya kurang lebih pkl 19.00 wib berangkat ke Gereja Danan untuk merayakan misa malam Natal. Meskipun di desa namun umat cukup antusias dalam mengikuti perayaan Ekaristi tersebut. Alunan gendhing dan lagu Jawa demikian syahdu dan tertata secara apik.Sehingga menambah kidmat dalam seluruh rangkaian perayaan Ekaristi tersebut. Dalam homilinya Romo mengajak kepada seluruh umat Paroki Danan khususnya pada diri kaum muda untuk semakin terlibat dalam kehidupan menggereja. Dengan kelahiran sang juru selamat semakin menyemangati untuk semakin memberikan diri dalam kehidupan menggerejanya. Perayaan Ekaristi berakhir hingga pukul 21.30 wib.
Keesokan harinya kami melanjutkan kunjungan ke keluarga-keluarga yang dahulu dipergunakan untuk tempat tinggal saat menjalani stage. Ada tiga yang masih harus kami kunjungi. Kemudian sekitar pkl 11.00 wib kami meninggalkan Giriwoyo lalu menuju Paranggipito untuk rekreasi bersama. Tempat yang dituju adalah Pantai Sembukan. Sebuah pantai selatan yang masih alami dan belum dijamah tangan-tangan jail sehingga cukup memberikan keindahan tersendiri bagi orang-orang yang berkunjung menikmati keindahan alam dan laut. Tepat pkl 13.00 wib kami meninggalkan Pantai Sembukaan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Komunitas kami masing-masing.
Dari peristiwa dan pengalaman kecil ini kami dapat berbagi cerita, sharing saling mendukung dan menguatkan dalam menjalani panggilan hidup bakti sebagai Bruder FIC sehingga diharapapkan akan selalu setia dalam proses panggilan ini. Tuhan memberkati***