Sore itu saya bersama dengan para Bruder sekomunitas bergegas meluncur ke kota M menuju rumah orang tua saya untuk misa arwah memperingati 1000 hari meninggalnya ayah . Perjalanan lancar meskipun hujan rintik-rintik tiada henti mengiringi perjalanan kami. Tepat pk. 18.00 wib iringan dua mobil sampai juga di rumah yang kami tuju. Setelah beristirahat sejenak, tak lama berselang umat lingkungan segera berdatangan, di susul kemudian para bruder serta para Novis dan Postulan dari Komunitas Muntilan. Tepat pk. 19.00 wib ketua lingkungan memberikan sambutan dan pengantar sebelum perayaan Ekaristi dimulai. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Romo Servasius Samuel yang sengaja saya datangkan dari Semarang agar mengenal juga tentang situasi yang berbeda. Umat yang hadir baik yang tua, muda maupun anak-anak sungguh banyak, sehingga rumah penuh sesak. Namun begitu saya dan keluarga sungguh bersyukur atas perhatian, kerelaan dari umat dan para Bruder komunitas Candi dan Muntilan yang hadir untuk mendukung doa-doa untuk ayah yang genap seribu hari dipanggil Tuhan. Ini merupakan suatu rahmat dan kebahagiaan bagi kami sekeluarga.
Kotbah Romo Samuel diganti dengan sharing pengalaman iman yang saya ungkapkan berkaitan dengan pribadi Bapak serta tak lupa juga sebagai sarana untuk mengenalkan hidup bakti sebagai Bruder FIC secara khusus dan hidup membiara secara umum kepada anak-anak dan remaja yang hadir dalam misa tersebut. Saya sungguh bersyukur boleh memiliki, mengenal, merasakan serta hidup bersama dengan sentuhan kasih dari Bapak saya. Lewat beliau saya banyak belajar nilai-nilai kehidupan yang beliau tunjukkan, hayati dan teladankan untuk kami sekeluarga. Sehingga saya bisa sampai seperti sekarang ini. Nilai kejujuran dan kesederhanaan yang beliau tunjukkan menjadi warisan berharga untuk saya hidupi, saya kembangkan dan perjuangkan terlebih di dalam hidup harian saya sebagai Bruder FIC, baik di Komunitas, maupun di dalam karya perutusan saya.
Beliau sudah menyelesaikan pertandingan dan memperoleh garis akhir kebahagiaan untuk bersatu dengan Bapa di surga. Akhirnya saya hanya bisa selalu berdoa dan berharap semoga beliau juga selalu mendoakan saya yang masih hidup dan berjuang dalam peziarahan di dunia ini agar nantinya juga layak dan pantas bersatu dengan Bapa di surga. amin.