Monday, November 30, 2009

Malam Itu

Pk. 02.00 dini hari aku beranjak dari tempat tidurku, lalu keluar, duduk termenung di kursi depan kamar tidurku, yang hanya ditemani binatang-binatang malam serta temaramnya sinar rembulan. Tak banyak yang aku perbuat, hanya diam termenung. Sesaat berlalu, mata kualihkan padangannya ke lampu-lampu di teras lantai dua dan tiga Wisma Bernardus yang masih nampak perkasa menyinari di sekelilingnya. Hatiku terusik untuk segera menggampai tombol-tombol saklar untuk segera kumatikan. hemat energy! bisikku dalam hati. Setelah puas dengan tindakanku itu akupun segera bergegas menuju kantor, secepat kilat kubuka laptop thosibaku lalu kukonekkan dengan jaringan speedy. Berselancarlah dengan dunia maya. Pertama yang kubuka adalah memonitor web site kongregasi tercintaku yang selama ini aku gawangi. barangkali ada beberapa tanggapan dan buku tamu yang segera harus ku upload. Setelah cukup, beralih ke emailku. Ada tamu satu yang beberapa hari lalu kutanggapi saat ia menulis pada buku tamu website FIC. Lalu membaca lagi balasan email dari beberapa temanku. ada beragam expresi yang kutunjukkan sampai-sampai tak punya ide yang dapat kutuangkan untuk mereplay email tersebut. Akhirnya hanya kubaca dan kubaca berulang-ulang sambil mencecap hal positif yang ingin disampaikan untukku. terima kasih atas koreksi, tanggapan dan nasehat2 untukku.setelah cukup, browsing lalu kuarahkan ke mbah google untuk mencari download’an antivirus ansav, pcmav serta avg versi 8.0. hingga berakhir menjelang pk. 04.00. Mata tak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. luar biasa. Namun begitu toh tak berani juga tuk rebahan di kasur. bisa-bisa keadaan menjadi runyam tak bisa melakukan kegiatan pagi, doa dan ekaristi. sehingga membuat batu sandungan bagi komunitasku. Akhirnya hanya duduk-duduk di kursi, sambil mengarahkan chanel ke radio kis untuk mendengarkan suaraku yang mengudara di acara semesta bernyanyi dan lentera semesta. ternyata lucu juga yach suaraku itu kalau sudah mengudara, medok jawanya tak terhindarkan, he..he..he..Namun begitu ada suatu guratan kebahagiaan di dalam hatiku., bahwa aku dapat menyapa dengan sabda Tuhan kepada orang-orang yang haus akan dahaga rohani, jeilaa……….. barangkali hanya segelintir saja orang-orang yang mau menanggapi dan mendengarkan sabda Tuhan di pagi itu dan pesan-pesan rohani yang aku sampaikan, tak masalah bagiku.meski dengan tindakan kecil yang aku lakukan secara sukarela, tulus, tanpa pamrih. Ini terlihat dari kerelaanku untuk setia merelakan dan mengalokasikan waktuku dalam proses persiapan membuat renungan sampai pada tahap rekaman yang aku lakukan secara riang gembira.
terima kasih
Doa dan salam dalam kesatuan pengabdian