Ada rasa heran dan hampir tak percaya ketika prasetia hidup bakti sebagai bruder mencapai 60 tahun.Mungkin pada masa-masa lampau muncul pertanyaan apakah akan sampai ke sana? Namun sekarang, apa yang mungkin dahulu dipikirkan benar-benar terjadi.
Ini semua yang dialami oleh saudara saya dalam komunitas FIC di Wisma Bernardus Semarang. Pada tanggal 10 Agustus 2008 yang lalu saudara sekomunitas saya berpesta 60 tahun hidup bakti sebagai Bruder FIC. Ucapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan bahwa dirinya masih diberi kekuatan untuk setia sebagai bruder sampai saat ini meskipun fisik sudah demikian rapuh digerogoti oleh bertambahnya usia dan penyakit.
Saya sendiri lalu merenung, bagaimana dengan diriku, yang masih yunior di dalam Kongregasiku ini? Apakah juga mampu untuk setia? Dalam terang imanku bahwa Tuhan lebih dahulu setia kepada saya, maka Kesetiaan itu saya alami dalam kata Yesus bahwa Dia menyertai saya setiap hari. Dia menyertai saya dalam doa, berkarya, hidup di komunitas dan perjumpaan saya dengan sesama setiap hari.
Setia sebagai bruder berarti setia dalam menghayati triprasetia, (ketaatan, kemurnian,kesederhanaan) Saya sudah memilih menjadi bruder maka saya berusaha untuk setia,meskipun saya harus mengatasi kesukaran-kesukaran hidup dan segala tantangan yang ada setiap hari dan setiap waktu.
Setia sebagai bruder berarti setia dalam menghayati triprasetia, (ketaatan, kemurnian,kesederhanaan) Saya sudah memilih menjadi bruder maka saya berusaha untuk setia,meskipun saya harus mengatasi kesukaran-kesukaran hidup dan segala tantangan yang ada setiap hari dan setiap waktu.
No comments:
Post a Comment